Katuranggan Ayam Aduan

katuranggan ayam aduan | BacaAku

Telah berabad-abad lamanya pemeliharaan ayam sabung dan permaianan sabung ayam menjadi kegemaraan orang Melayu, Birma, Sumatera, Bali, Jawa, dan seluruh suku bangsa di Indonesia. Ayam Jantan yang sudah beberapa kali menang sering di jadikan lambang kehoratan bagi pemilik dan seluruh warga desanya.

PERBEDAAN CARA SABUNG

Berbeda dengan cara sabung ayam di Bali, adu ayam di Jawa dan Bangkok tidak mempergunakaan senjata tajam. Di Jawa ayam yang diadu boleh bertaji[Jalu], tetapi tidak boleh terlalau tajam atau runcing (Tergantung kesepakatan). Babak perkelahian tergantung kesepakatan anatara kedua belah pihak, Tetapi secara internasional sendiri babak perkelahian ayam adalah 6 Ronde dan 1 Rondenya adalah 15 Menit. 

Di Bangkok sejak tahun 1999, kompetisi sabung ayam diatur oleh Lembaga Thai Indigenous Chicken Conservation and Development Association (Disingkat TICCDA), Yaitu asosiasi konservasi dan pengembangan ayam asli Thailand yang berkedudukan di Panat Nikom. Lembaga ini di bawah naungan Departemen Peternakan dan Pertanian Thailand.

Sabung ayam berdasarkan aturan baku TICCDA, setiap pertarungan berlangsung 5 babak, masing-masing babak belangsung 10 menit dengan masa istirahat 2 menit.

Pemilik yang baik tidak akan membiarkan ayam jagoannya yang kalah terluka terlalau parah. Begitu ayamnya akan lari meninggalakan arena, denganc epat ia akan mengambil ayamnya agar jangan sampai di hajar lagi oleh lawannya. Ayam yang kalah itu tetap akan di sayang dan dirawat dengan baik sebelum dilatih agar kemampuannya lebih sempurna.

Ayam Jago Yang Baik

Orang yang memiliki ayam jago kelas wahid pasti akan menjaga kemurnian darah ayam jagoannya. Jagonya itu pasti akan di kawinkan dengan babon[biangan] terbaik agar mutu turunannya setara atau lebih baik. 

Untuk itu pemilik ayam akan mencatat dengan teliti nama-nama bapaknya. ibu, nenek, kakek yang menjadi tetua ayamnya sehingga jelas rangkaian silsilah keturuannya.

Bentuk Fisik kemampuan bertarung, rangkaian silsilah keturuan, poa warna, dan bentuk khas bagian tubuh tertantu akan menunjukkan mutu tertentu. Keadaan lahiriah itu menurut penggemar di Jawa mencerminkan sifat batin ayam bersangkutan.

Ilmu untuk mengetahui hubungan antara fisik dan sifat batin itu lazim diseut "Katuranggan". Berikut ini beberapa sebutan khas pada ayam jago aduan berdasarkan warna bulu dan ciri-ciri fisiknya:

1. Batu Karang : Ke-empat jari kakinya pecah-pecah atau pucuk jari kedua kakinya pecah-pecah.

2. Basunanda : Warna kakinya kelabu atau kehitaman.

3. Begananda : Warna kakinya kuning kemerahan.

4. Mas-sinangling : warna bulunya putih kehijauan dan warna kakinya kuning.

5. Mas-tinuruh : Warna kakinya kekuningan.

6. Naga Mangsa : Sisik kakinya rapat sekali.

7. Naga Pinatrap : Sisik Kakinya teratur seperti kulit salak.

8. Naga Tumurun : Garis sisik kaki belakang menghadap ke bawah.

9. Kopek : Pukulan kakinya sering membutakan mata musuhnya.

10. Kopyor : Penampilannya di arena selalu menggetarkan musuh.

11. Pinunjul : Pada bagian depan dadanya terdapat bulu-bulu halus.

12. Rupa : kakinya agak kemerahan dan paruhnya melengkung ujungnya.

13. Sura : Warna Bulunya hijau keputihan dan kakinya hitam, atau warna bulunya blorok [dasar putih bertotol-totol hitam] dengan kaki hitam, atau lurik dengan kaki hitam.

14. Sura Dukun : Bulu lancur yang satu helai mencuat ke atas atau berdiri tegak.

15. Tanjung Karang : Tajinya/Jalunya sungsun

16. Tungak alingan : kedua jari kaki belakangnya mencuat ke atas.

17. Yuwono : bulu panjangnya siwil (melintir, memutar) tiga.

18. Yuwono Mata : Sepasang bulu lancurnya tegak, kakinya bersih seperti tak bersisik.

19. Wiringgalih : Warna dasar bulu dadanya hitam dan bulu hiasnya merah coklat.

20. Wiring Kuning : Warna dasar bulu badannya hitam dan bulu hiasnya merah, serta bulu ekornya hitam mulus.

21. Jragem/hitam : Warna dasarnya hitam mulus dan hanya sedikit bulu hiasnya yang merah kehitaman.

22. Blorok Madu : Warna dasar putih dengan sedikit merah tua, hijau, kuning, dan hitam pada bulu hias punggungnya.

23. Blorok Suro : Warna bulu merah, putih, dan hitam yang serasi, bulu ekor putih.

24. Bromo Kendali : Warna bulu abu-abu, mata merah, kaki gading dengan bercak-bercak hitam. Taji/Jalu hitam kusam.

25. Batu Lopak : pada telapak kaki terdapat sisik yang jelas,

26. Batu Karang : Ke-empat jari pecah-pecah, atau pucuk kedua jari kakinya pecah-pecah.

27. Sura Selo Argo : Ayam yang memiliki Taji/Jalu yang saling bersusun, atau bercabang pada ujungnya.

28. Watu Gunung : ayam yang salah satu taji/jalunya bersusun atau bercabang pada ujungnya.

29. Wiring Tedung : Seluruh Bulu hitam kecuali bulu leher, punggung, dan pinggang merah, mata, patuh, dan kaki hitam.

30. Wisang Geni : Warna bulu didominasi warna merah menyala, kuning, dan putih seperti nyalanya api, Warna dasar bulu hitam agak kehiajauan, Kaki kuning, Mata Merah.

Support Team : BacaAku

BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA

Halaman Berikutnya

Subscribe to receive free email updates: